Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan

Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan - Hallo sahabat minederienqc, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Budidaya, Artikel Burung, Artikel Hewani, Artikel Tutorial, Artikel Walet, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan
link : Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan

Baca juga


Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan

Bismillah

Assalamualaikum Wr Wb, dalam kesempatan kita kali ini saya sebagai author dari blog http://tutorkap.blogspot.com/ ini akan memperlihatkan beberapa informasi dan tutorial bagaimana cara mengelola banyak sekali bisnis mulai yang sederhana hingga benar-benar mempunyai aset investasi besar.tak ternilai harganya untuk dimasa yang akan datang. Untuk itu anda bisa membaca beberapa trik perjuangan yang berjudul Cara budidaya walet rumahan Paling Efisien dan Menguntungkan ini secara lengkap eserta triknya dibawah ini :
Cara budidaya walet rumahan
Paling Efisien dan Menguntungkan


Dalam ternak jenis burung ibarat ternak kenari atau ternak burung murai kerikil termasuk juga ternak burung walet ini, kondisi sangkar sangat penting untuk di perhatikan.

1. Persyaratan Lingkungan Kandang
  • * Daerah yang jauh dari jangkauan efek kemajuan teknologi dan perkembangan masyarakat.
  • * Dataran rendah dengan ketinggian maksimum 1000 m dpl.
  • * Persawahan, padang rumput, hutan-hutan terbuka, pantai, danau, sungai, rawa-rawa merupakan kawasan yang paling tepat.
  • * Daerah yang jauh dari gangguan burung-burung buas pemakan daging.
2. Perlengkapan

a ) Suhu, Kelembaban dan Penerangan

Gedung untuk sangkar walet harus mempunyai suhu, kelembaban dan penerangan yang ibarat dengan gua-gua alami. Suhu gua alami berkisar antara 24-26 derajat C dan kelembaban ± 80-95 %.

Pengaturan kondisi suhu dan kelembaban dilakukan dengan:
  • * Membuat saluran-saluran air atau bak dalam gedung.
  • * Melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm.
  • * Menggunakan ventilasi dari pipa bentuk “L” yang berjaraknya 5 m satu lubang, berdiameter 4 cm.
  • * Pada lubang keluar masuk diberi penangkal sinar yang berbentuk corong dari goni atau kain berwarna hitam sehingga keadaan dalam gedung akan lebih gelap. Suasana gelap lebih disenangi walet.
  • * Menutup rapat pintu, jendela dan lubang yang tidak terpakai
b) Bentuk dan Konstruksi Gedung

Umumnya, rumah walet ibarat bangunan gedung besar, luasnya bervariasi dari 10×15 m2 hingga 10×20 m2. Makin tinggi wuwungan (bubungan) dan semakin besar jarak antara wuwungan dan plafon, makin baik rumah walet dan lebih disukai burung walet. Rumah dihentikan tertutup oleh pepohonan tinggi.
Tembok gedung dibentuk dari dinding berplester sedangkan kepingan luar dari gabungan semen. Bagian dalam tembok sebaiknya dibentuk dari gabungan pasir, kapur dan semen dengan perbandingan 3:2:1 yang sangat baik untuk mengendalikan suhu dan kelembaban udara. Untuk mengurangi amis semen sanggup disirami air setiap hari.
Kerangka atap dan sekat tempat melekatnya sarang-sarang dibentuk dari kayu- kayu yang kuat, renta dan tahan lama, awet, tidak gampang dimakan rengat. Atapnya terbuat dari genting.
Gedung walet perlu dilengkapi dengan roving room sebagai tempat berputar- putar dan resting room sebagai tempat untuk beristirahat dan bersarang. Lubang tempat keluar masuk burung berukuran 20×20 atau 20×35 cm2 dibentuk di kepingan atas. Jumlah lubang tergantung pada kebutuhan dan kondisi gedung. Letaknya lubang jangan menghadap ke timur dan dinding lubang dicat hitam.
3. Pembibitan

Umumnya para peternak burung walet melaksanakan dengan tidak sengaja. Banyaknya burung walet yang mengitari bangunan rumah dimanfaatkan oleh para peternak tersebut. Untuk memancing burung biar lebih banyak lagi, pemilik rumah menyiapkan tape recorder yang berisi rekaman bunyi burung Walet. Ada juga yang melaksanakan penumpukan jerami yang menghasilkan serangga-serangga kecil sebagai materi makanan burung walet.

Pemilihan Bibit dan Calon Induk

Sebagai induk walet dipilih burung sriti yang diusahakan biar mau bersarang di dalam gedung baru. Cara untuk memancing burung sriti biar masuk dalam gedung gres tersebut dengan memakai kaset rekaman dari wuara walet atau sriti. Pemutaran ini dilakukan pada jam 16.00–18.00, yaitu waktu burung kembali mencari makan.

Perawatan Bibit dan Calon Induk

Di dalam perjuangan budidaya walet, perlu disiapkan telur walet untuk ditetaskan pada sarang burung sriti. Telur sanggup diperoleh dari pemilik gedung walet yang sedang melaksanakan “panen cara buang telur”. Panen ini dilaksanakan sesudah burung walet menciptakan sarang dan bertelur dua butir. Telur walet diambil dan dibuang lalu sarangnya diambil. Telur yang dibuang dalam panen ini sanggup dimanfaatkan untuk memperbanyak populasi burung walet dengan menetaskannya di dalam sarang sriti.

4. Perawatan Ternak

Anak burung walet yang gres menetas tidak berbulu dan sangat lemah. Anak walet yang belum bisa makan sendir perlu disuapi dengan telur semut (kroto segar) tiga kali sehari. Selama 2–3 hari anak walet ini masih memerlukan pemanasan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas. Setelah itu, temperatur boleh diturunkan 1–2 derajat/hari dengan cara membuka lubang udara mesin.
Setelah berumur ± 10 hari ketika bulu-bulu sudah tumbuh anak walet dipindahkan ke dalam kotak khusus. Kotak ini dilengkapi dengan alat pemanas yang diletakan ditengah atau pojok kotak.
Setelah berumur 43 hari, bawah umur walet yang sudah siap terbang dibawa

ke gedung pada malam hari, lalu dletakan dalam rak untuk pelepasan. Tinggi rak minimal 2 m dari lantai. Dengan ketinggian ini, anak waket akan sanggup terbang pada keesokan harinya dan mengikuti cara terbang walet dewasa.

Sumber Pakan

Burung walet merupakan burung liar yang mencari makan sendiri. Makanannya yaitu serangga-serangga kecil yang ada di kawasan pesawahan, tanah terbuka, hutan dan pantai/perairan. Untuk mendapat sarang walet yang memuaskan, pengelola rumah walet harus menyediakan makanan pelengkap terutama untuk ekspresi dominan kemarau. Beberapa cara untuk mengasilkan serangga adalah:


  • * budidaya serangga yaitu kutu gaplek dan nyamuk. c. menciptakan bak dipekarangan rumah walet.
  • * menanam tanaman dengan tumpang sari.
  • * menumpuk buah-buah bau di pekarangan rumah
5. Pemeliharaan Kandang

Apabila gedung sudah usang dihuni oleh walet, kotoran yang menumpuk di lantai harus dibersihkan. Kotoran ini tidak dibuang tetapi dimasukan dalam karung dan disimpan di gedung.

HAMA DAN PENYAKIT
  • 1) Tikus - Hama ini memakan telur, anak burung walet bahkan sarangnya. Tikus mendatangkan bunyi gaduh dan kotoran serta air kencingnya sanggup menimbulkan suhu yang tidak nyaman. Cara pencegahan tikus dengan menutup semua lubang, tidak menimbun barang bekas dan kayu-kayu yang akan digunakan untuk sarang tikus.
  • 2) Semut - Semut api dan semut gatal memakan anak walet dan mengganggu burung walet yang sedang bertelur. Cara pemberantasan dengan memberi umpan biar semut-semut yang ada di luar sarang mengerumuninya. Setelah itu semut disiram dengan air panas.
  • 3) Kecoa - Binatang ini memakan sarang burung sehingga tubuhnya cacat, kecil dan tidak sempurna. Cara pemberantasan dengan menyemprot insektisida, menjaga kebersihan dan membuang barang yang tidak diharapkan dibuang biar tidak menjadi tempat persembunyian.
  • 4) Cicak dan Tokek - Binatang ini memakan telur dan sarang walet. Tokek sanggup memakan anak burung walet. Kotorannya sanggup mencemari raungan dan suhu yang ditimbulkan mengganggu ketenangan burung walet. Cara pemberantasan dengan diusir, ditangkap sedangkan penanggulangan dengan menciptakan terusan air di sekitar pagar untuk penghalang, tembok kepingan luar dibentuk licin dan dicat dan lubang-lubang yang tidak digunakan ditutup.
8. PANEN
Sarang burung walet sanggup diambil atau dipanen apabila keadaannya sudah memungkinkan untuk dipetik. Untuk melaksanakan pemetikan perlu cara dan ketentuan tertentu biar hasil yang diperoleh bisa memenuhi mutu sarang walet yang baik. Jika terjadi kesalahan dalam menanen akan berakibat fatal bagi gedung dan burung walet itu sendiri. Ada kemungkinan burung walet merasa tergangggu dan pindah tempat. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, para pemilik gedung perlu mengetahui teknik atau pola dan waktu pemanenan.

Pola panen sarang burung sanggup dilakukan oleh pengelola gedung walet dengan beberapa cara, yaitu:
  • 1) Panen rampasan - Cara ini dilaksanakan sesudah sarang siap digunakan untuk bertelur, tetapi pasangan walet itu belum sempat bertelur. Cara ini mempunyai laba yaitu jarak waktu panen cepat, kualitas sarang burung anggun dan total produksi sarang burung pertahun lebih banyak. Kelemahan cara ini tidak baik dalam pelestaraian burung walrt alasannya yaitu tidak ada peremajaan. Kondisinya lemah alasannya yaitu dipicu untuk terus menerus menciptakan sarang sehingga tidak ada waktu istirahat. Kualitas sarangnya pun merosot menjadi kecil dan tipis alasannya yaitu produksi air liur tidak bisa mengimbangi pemacuan waktu untuk menciptakan sarang dan bertelur.
  • 2) Panen Buang Telur - Cara ini dilaksanankan sesudah burung menciptakan sarang dan bertelur dua butir. Telur diambil dan dibuang lalu sarangnya diambil. Pola ini mempunyai laba yaitu dalam setahun sanggup dilakukan panen hingga 4 kali dan mutu sarang yang dihasilkan pun baik alasannya yaitu tepat dan tebal. Adapun kelemahannya yakni, tidak ada kesempatan bagi walet untuk menetaskan telurnya.
  • 3) Panen Penetasan - Pada pola ini sarang sanggup dipanen ketika bawah umur walet menetas dan sudah bisa terbang. Kelemahan pola ini, mutu sarang rendah alasannya yaitu sudah mulai rusak dan dicemari oleh kotorannya. Sedangkan manfaatnya yaitu burung walet sanggup berkembang biak dengan damai dan kondusif sehingga polulasi burung sanggup meningkat.
Adapun waktu panen adalah:
  • 1) Panen 4 kali setahun
  • Panen ini dilakukan apabila walet sudah kerasan dengan rumah yang dihuni dan telah padat populasinya. Cara yang digunakan yaitu panen pertama dilakukan dengan pola panen rampasan. Sedangkan untuk panen selanjutnya dengan pola buang telur.
  • 2) Panen 3 kali setahun
  • Frekuensi panen ini sangat baik untuk gedung walet yang sudah berjalan dan masih memerlukan penambahan populasi. Cara yang digunakan yaitu, panen tetasan untuk panen pertama dan selanjutnya dengan pola rampasan dan buang telur.
  • 3) Panen 2 kali setahun
  • Cara panen ini dilakukan pada awal pengelolaan, alasannya yaitu tujuannya untuk memperbanyak populasi burung walet.
9. PASCAPANEN

Setelah hasil panen walet dikumpulkan dalu dilakukan pencucian dan penyortiran dari hasil yang didapat. Hasil panen dibersihkan dari kotoran- kotoran yang menempel yang lalu dilakukan pemisahan antara sarang walet yang higienis dengan yang kotor.

Jika anda mempunyai banyak sekali pertanyaan wacana tema judul Cara budidaya walet rumahan Paling Efisien dan Menguntungkan  hari ini, anda bisa menuangkan pendapat anda dengan mengisi kolom komentar yang terdapat dibawah ini. Terima kasih alasannya yaitu anda telah membaca tutorial blog sederhana ini.
Wassalamualaikum Wr Wb, 


Demikianlah Artikel Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan

Sekianlah artikel Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Cara Budidaya Walet Rumahan Paling Efisien Dan Menguntungkan dengan alamat link https://minederienqc.blogspot.com/1989/06/cara-budidaya-walet-rumahan-paling_14.html

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel